banner



Tujuan dan Kriteria Kinerja Pengadaan


Pada hakikatnya tujuan dari pengelolaan sistem pengadaan adalah mencari jawaban terbaik terhadap permasalahan yang timbul, baik permasalahan kebijakan pengadaan maupun permasalahan sistem pengoperasian sehingga pengadaan barang/jasa dapat berfungsi mencapai kinerja sebagaimana yang diharapkan. 


Harapan dan kriteria kinerja ini tidak berlaku umum namun tergantung pada sudut pandang dan kepentingan siapa, apakah dari sudut pandang dan kepentingan pengguna (user), sudut pandang dan kepentingan pelaksana pengadaan/pengelola atau dari sudut pandang dan kepentingan masyarakat. Oleh sebab itu, kinerja sistem pengadaan akan bergantung pada siapa yang akan menilainya. 


Bagi pengguna barang/jasa atau konsumen, baik buruknya sistem pengadaan akan diukur berdasarkan tingkat ketersediaan (availability) barang/jasa dan seberapa baik tingkat pelayanan (service level) yang mampu diberikan oleh pengelola sistem pengadaan kepadanya dengan harga yang terjangkau. Bagi pengguna yang penting adalah barang/jasa tersedia pada saat  diperlukan dan dengan pelayanan yang sebaik mungkin. 


Pengguna biasanya tidak mau peduli apakah untuk memenuhi tuntutannya tersebut pihak pengelola harus mengeluarkan ongkos yang besar atau kecil. Bahkan pengguna tidak peduli apakah pengelola merugi atau untung, yang terpenting adalah terpenuhi kebutuhannya dengan pelayanan yang baik.


Bagi pengelola, kinerja pengadaan diukur berdasarkan atas ongkos operasional pengadaan untuk suatu kurun waktu horison perencanaan operasi tertentu (biasanya dalam waktu satu tahun) tanpa mengabaikan tuntutan pelayanan penggunanya. Oleh sebab itu, pengelola barang akan memilih barang dengan harga yang paling murah (lowest price). Namun, jika kualitas barang dan umur pakainya berbeda maka harga yang paling murah belum tentu akan memberikan ongkos operasional yang paling rendah. 


Oleh sebab itu, kriteria total ongkos terendah selama umur pakai (total cost ownership) perlu digunakan. Selanjutnya, bila barang/jasa tersebut digunakan untuk keperluan produksi yang manfaatnya dirasakan oleh masyarakat luas maka ongkos terendah selama umur pakai belum tentu akan memberikan keuntungan atau manfaat yang besar. Oleh sebab itu, kriteria nilai manfaat terbesar dari uang (the best value for money) digunakan untuk menggantikan kriteria total ongkos terendah selama umur pakai (total cost ownership).

Sumber: Jurnal LKPP 20121206